BALANCE SCORECARD
DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Ballance scorecard (BSC) yang dikembangkan
kaplan dan norton pada 1995. bagi para pengkaji manajemen sesungguhnya BSC ini
dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dan teori-teori manajemen yang sudah
dikembangkan sebelumnya, yaitu manajemen by objectives dari peter drucker,
prinsip-prinsip manajemen dari fayol, open book management-nya Case, memimpin
perubahan dari kotter, teori Y-nya McGregor, hierarki kebutuhan dari Maslow,
dan disiplin-disiplin nilai dari Treacy dan Wiersema. BSC ini menjadi perangkat
manajemen strategikyang populer dan banyak dipergunakan.
Gambar
1:BSC
sumber :
Kaplan dan Norton (2010)
Gambar tersebut menunjukkan bagaimana keempat perspektif dalam
menjabarkan visi dan strategi organisasi. bagi Kaplan dan Norton, BSC ini
menerjemahkan visi misi dan strategi organisasi kedalam satu ukuran kinerja
yang komperehensif yang bisa menjadi kerangka untuk melakukan pengukuran
strategik dan sistem manajemen.
·
perspektif finansial
menyediakan ukuran-ukuran untuk konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari tindakan
yang dilakukan organsasi.
·
perspektif kostumer
memberikan ukuran yang dipergunakan untuk mengidentifikasi kostumer dan segmen
pasar tempat unit bisnis bersaing dan meyediakan ukuran untuk melihat kinerja
unit bisnis di segmen pasar yang di tetapkan.
·
perspektif proses bisnis
internal memberikan pengukuran untuk proses-proses internal yang penting yang
bisa meningkatkan keunggulan organisasi.
·
perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan mengukur infrastruktur yang harus disediakan untuk membangun
pertumbuhan jangka panjang dan upaya perbaikan-perbaikan yang dilakukan.
Dengan
berpedoman kepada Kaplan dan norton, konsep manajemn strategik bisa
dioperasionalisasikan dan uraikan secara praktis dengan bantuan Balance
Scorecard (BSC). Dalam BSC intinya terpusat pada visi/misi/strategi dan
perspektifnya yang meliputi 4 kategori.
Gambar 2:
BSC dalam konteks pendidikan
adaptasi
dari Kaplan dan Norton
Berdasarkan gambar tersebut kiranya dapat diuraikan sebagai berikut:
Ø
perspektif kurikulum yang
melihat isi dan proses pembelajaran serta evaluasi hasil belajar dan tujuan
pembelajarannya.
Ø
perspektif siswa yang
melihat kebutuhan belajar, cara membelajarkannya, dan karalkteristik
individualnya yang dilayani oleh organisasi pendidikan.
Ø
perspektif pendidik dan
tenaga kependidikan yang melihat tugasnya, keahliannya, kesediaan belajarnya,
hubungan kerjasama dan teamwork, dalam konteks sistem organisasinya.
Ø
perspektif dana dan sarana
prasarana yang melihat anggaran, penerimaan atau pendapatan dan
pengeluaran/biaya (modal, operasional) serta pembukuannya dan sarana prasarana
yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembelajaran.
sumber : Sanusi
Achmad,Pembaharuan Strategi Pendidikan.Penerbit Nuansa Cendikia,
Bandung, Cet ke 1, 2014.