MAKALAH
TASAWUF MEMPERKUAT SIKAP IHTIYAR DAN TAWAKAL
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 : ANGGA
ABDUL MALIK
DAMAYANTI
ARSELAWATI
Mata Kuliah :
AKHLAK TASAWUF
PRODI :
Manajemen Pendidikan Islam
SEMESTER : II
(DUA)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Berbicara tentang tasawuf sering timbul pertanyaan, benarkah bahwa
hidup secara sufi berarti “melepaskan diri dari dunia?”. Nampaknya inilah citra
umum yang kita miliki. Mereka orang-orang sufi memang mempunyai orientasi ke
arah dunia yang lain. Nasr mengatakan bahwa “oleh itu ia(tasawuf) serupa dengan
nafas yang memberikan hidup. Tasawuf telah memberikan semangat pada seluruh
struktur islam, baik dalam perwujudan social maupun intelektual.
Tasawuf
secara umum merupakan falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku
manusia dalam upayanya merealisasikan kesempurnaan moral, pemahaman tentang
hakikat realitas dan kebahagiaan rohaniah.
Sedangkan ihtiyar dan tawakal adalah sikap manusia untuk berusaha
dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan
keingina yang dicita-citakan, dan dapat juga diartikan sebagai usaha
sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat.
Sehingga hubungan tasawuf dengan sikap ihtiyar dan tawakal
adalah Agama mengajarkan manusia untuk berusaha sungguh-sungguh dengan menempuh
jalan yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu yang berlaku dalam bidang yang
diusahakan, dengan disertai doa kepada Allah agar usahanya itu berhasil. Lalu bersandar dan mempercayakan diri kepada Allah,
atau menyerahkan sepenuhnya hasil ikhtiar tersebut kepada Allah SWT.
B.
Rumusan masalah
Rumusan masalah
makalah ini adalah:
Apa yang di
maksud tasawuf?
Apa pengertian
ihtiyar dan tawakal?
Bagaimana hubungan
tasawuf dengan sikap ihtiyar dan tawakal?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
tasawuf
Secara Etimologi (Bahasa)
Ada beberapa pendapat tentang kata Tasawuf
:
Dr Abu al-Wafa ‘ al-Ghanimi at-Taftazani:
Kata tasawuf yang berkaitan dengan kata
sufi hanyalah merupakan sebutan atau gelar, dan tidak terdapat dalam akar kata
bahasa arab.
Dr. Zaky Mubarok:
Kata tasawuf tidak dapat dipastikan dari
mana asalnya. Kata tasawuf mungkin dari berasal dari kata ash-shuf, yang
artinya bulu,. Karena orang-orang sufi itu pada umumnya mencirikan dirinya
dengan memakai pakaina dari bulu domba.
Prof. Dr. Harun Nasution:
Shuf adalah kain yang terbuat dari bulu
atau disebut wol. Hanya kain wol yang dipakai kaum sufi adalah wol yang kasar
yang merupakan simbol kesederhanaan.Ash- Shuffah , nama serambi Masjid Nabawi
di Madinah yang biasanya ditempati oleh orang- orang fakir dari golongan
Muhajirin dan Anshar yang ikut berhijrah bersama Nabi. Karena
meninggalkan harta bendanya maka mereka tidak mempunyai apa-apa lagi. Mereka
tinggal di serambi masjid dan tidu diatas pelana kuda yang disebut suffah,olehkarena
itu mereka dijuluki ahl-suffah. Kendati mereka miskin namun mereka berhati
mulia. Tasawuf berasal dari kata shafa’ yang artinya suci,
Jadi maksudnya adalah mereka itu menyucikan dirinya melalui latihan, yang kita
sebut riyadhah.
Menurut al-Qusyairi dan AT-Thusy:
Tasawuf berasal dari kata ash-shaff, yang
dinisbatkan kepada orang-orang yang ketika sholat berada di shaf terdepan.
Sebagaimana orang yang berada di shaf pertama dalam jamaah sholat itu mendapatkan
kemuliaan, maka orang-orang penganut tasawuf ini dimuliakan oleh allah.
Kata Tasawuf berasal dari kata ash-Shifah
yang artinuya sifat, dimana orang-orang penganut tasawuf itu lebih mementingkan
sifat-sifat mahmudah (terpuji) dan meninggalkan sifat-sifat tercela (madzmumah)
Secara Terminologi
Beberapa pendapat para ahli tentang istilah
tasawuf:
Syaikh Ibn Ajiba (pensyarah kitab
al-Hikam):
Taswauf ialah ilmu yang membawa anda agar bersama
Tuhan Yang Maha Esa, melalui penyucian batin dan memepermanis dengan amal
shaleh. Jalan tasawuf diawali dengan ilmu, tengahnya amal, dan akhirnya adalah
karunia Ilahi.
Sayyed Hossein Nasr:
Tasawuf ialah melatih upaya jiwa dengan
berbagai kegiatan yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan
duniawi dan mendekatkanya kepada allah sehingga jiwanya bersih serta
memancarkan akhlak mulia.
Abu al-Wafa’ al-Ghanimi at-Taftazani (Sufi
dari zaman ke zama):
Tasawuf ialah sebuah pandangan filosofis terhadap
kehidupan yang bertujuan mengembangkan moralitas jiwa manusia dan dapat
direalisasikan melalui latihan-latihan praktis tertentu, sehingga perasaan
menjadi larut dalam hakikat transendental. Pendekatan yang digunakan ialah
dzauq (cita rasa) yang menghasilkan kebahagiaan spiritual. Pengalaman yang
muncul pun tidak kuasa diekspresikan melalui bahasa, karena begitu emosional
dan personal.
H. M. Amin Syukur (“Intelektualisme
Tasawuf”):
Tasawuf ialah sistem latihan dengan
kesungguhan (riyadhah mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi dan
memeperdalam aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
(taqarrub) sehingga segala perhatian hanya tertuju kepadaNya.
Drs Samsul Munir Amin M.A.(Ilmu Tasawuf):
Tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi
untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya menjadi bersih, mencerminkan
akhlak mulia dalam kehidupan, dan menemukan kebahagiaan spiritualitas.
2. Pengertian ihtiyar dan tawakal
A. Pengertian ihtiyar
Kata
ikhtiar berasal dari bahasa Arab (ikhtara-yakhtaru-ikhtiyaaran) yang berarti
memilih. Ikhtiar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha
berarti memilih. Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan
segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang
dicita-citakan, ikhtiyar juga juga dapat diartikan sebagai usaha
sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat.
· Perintah untuk berihtiyar:
Surat Al-jumu’ah ayat 10
Artinya:
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.
H.R. Al-bukhari
Artinya: “Sungguh, jika salah seorang diantaramu membawa talinya (untuk
mencari kayu bakar), kemudian ia kembali membawa seikat kayu diatas
punggungnya, lalu ia jual sehingga Allah mencukupi kebutuhannya ( dengan hasil
itu) adalah lebih baik dari pada meminta-minta kepada manusia, baik mereka
memberi atau menolaknya.
· Bentuk-bentuk ihtiyar
Sebagai muslim kita harus mengetahui
bentuk-bentuk perilaku ihtiyar, agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya sebgai berikut:
a) Mau bekerja keras dalam mencapai suatu harapan
dan cita-cita
b) Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
c) Tidak mudah menyerah dan putus asa.
d) Disiplin dan penuh tanggung jawab.
e) Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup.
f)
Rajin berlatih dan belajar agar bisa meraih apa
yang diinginkannya.
· Dampak positif ihtiyar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam
perilaku ihtiyar, diantaranya sebagai berikut:
a) Terhindar dari sikap malas
b) Dapat mengambil hikmah dari setiap usaha yang
dilakukannya.
c) Memberikan contoh tauladan bagi orang lain.
d) Mendapat kasih sayang dan ampuna dari
Allah SWT.
e) Merasa batinnya puas karena dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya.
f) Terhormat dalam pandangan Allah dan sesame
manusia karena sikapnya.
g)
Dapat berlaku hemat dalam membelanjakan
hartanya.
B.
Pengertian Tawakal
Kata
tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan menyaerah. Secara
istilah, tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu
pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT . Tawakkal
dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT setelah semua proses
pekerjaan atau amalan lain sudah dilakkan secara optimal. Tawakkal harus
dilakukan setelah ada usaha dan kerja keras dengan menerahkan segala kemampuan
yang dimiliki. Akan tetapi, ketika seseorang belum berusaha secara
optimal untuk mencapai suatu angan atau cita-citanya, kemudian ia pasrah atau
berserah diri, maka orang tersebut belum dapat dikatakan tawakkal. Serahkan
semua urusan hanya kepada Allah SWT, jangan menggantungkan sesuatu kepada
selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala
sesuatu. Segaloa usaha dan kerja keras tidak akan berarti apa-apa, jika Allah
tidak menghendaki keberhasilan ats usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus
terus berusaha dengan seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak
dapat menentukan suatau usaha itu berhasil atau gagal. Dengan demikain,
tawakkal dilakukan sesuai dengan aturan yang benar, sehinga tidak ada
penyimpangan akidah dan keyakinan dari perbuatan tawakkal yang salah.
·
Perintah untuk bertawakal
Tawakal
kepada Allah termasuk perkara yang diwajibkan dalam Islam. Allah berfirman
dalam surat Ali-Imran ayat 159,
yang
artinya “ Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah membut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu , kaena itu maafkanlah mereka dan
bermusawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, Sungguh Allah mencintai
orang yang bertawakal”.
Dan
dalam surat Al-maidah ayat 23:
yang
artinya “…dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang
beriman.
·
Bentuk-bentuk tawakal
Sebagai
muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku tawakkal, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
a. Melakukan sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT.
b. Tidak menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah SWT.
c. Bersikap pasrah dan siap menerima apa pun.
d. Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapa pun dan pihan mana pun.
e. Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan.
Contoh :
1) Rajin belajar dan tawakal dengan berdoa kepada Allah akan menghasilkan kemudahan dalam mengerjakan soal.
2) Ayah dan Ibu Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar Ahmad kelak menjadi anak saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat yang taat beragama, setiap hari mereka selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah semoga keluarganya hidup tentram di bawah ridho Allah.
a. Melakukan sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT.
b. Tidak menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah SWT.
c. Bersikap pasrah dan siap menerima apa pun.
d. Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapa pun dan pihan mana pun.
e. Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan.
Contoh :
1) Rajin belajar dan tawakal dengan berdoa kepada Allah akan menghasilkan kemudahan dalam mengerjakan soal.
2) Ayah dan Ibu Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar Ahmad kelak menjadi anak saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat yang taat beragama, setiap hari mereka selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah semoga keluarganya hidup tentram di bawah ridho Allah.
·
Dampak positif bertawakal
a) Memperoleh kepuasan batin karena keberhasilan
usahanya mendapat ridho Allah SWT.
b) Memperoleh ketenangan jiwa karena dekat dengan
Allah yang mengatur segala-galanya.
c) Mendapatkan keteguhan hati.
3. Bagaimana hubungan tasawuf dengan sikap
Ihtiyar dan Tawakal
Agama islam
merupakan agama yang menyeru umatnya untuk mencapai kemuliaan, ketinggian dan
keagungan di antara bangsa-bangsa lain. Menurut sejumlah ulama seperti ibnu
Taimiyyah dan ibn Qayyim Al-Jauziah, apa yang disebut tasawuf tak lebih dari
etika islam. Oleh karena itu tasawuf
diberi label sebagai moralitas islam.
Dari moralitas
timbullah sikap ihtiyar dan tawakal, dua sikap ini merupakan akhlak terpuji
yaitu tingkah laku terpuji untuk kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT.
Akhlak yang terpuji juga terlahir dari sifat-sifat yang terpuji pula.
Manusia
merupakan makhluk satu-satunya yang diberkati Tuhan dengan potensi dan
kemampuan untuk mengolah dan menata alam ini, tentunya dengan usaha yang kreatif,
produktif, dan humanis. Dalam proses usaha tersebut di butuhkan sikap ihtiyar
dan tawakal untuk mencapai suatu keinginan yang di cita-citakannya sesuai
dengan harapannya.
Tasawuf adalah suatu “revolusi spiritual”. Tasawuf akan selalu
memperbarui dan menyemai kekosongan jiwa manusia. Kelimpahruahan materi yang
mewarnai kehidupan dunia ini dianggap bukanlah sesuatu yang penting.
Sebaliknya, kelimpahruahan hatilah yang menopangnya.
Untuk memulai ikhtiar, dituntut sikap muhasabah.
Upaya ini akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dari kemungkinan
pelencengan kepribadian. Hasilnya adalah sikap rendah hati, tidak arogan dan
selalu memandang dirinya bersahaja ketika melakukan suatu tindakan, betapapun
baiknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi
untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya menjadi bersih, mencerminkan
akhlak mulia dalam kehidupan, dan menemukan kebahagiaan spiritualitas.
Ikhtiar
diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti
memilih. Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala
kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan,
ikhtiyar juga juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan
untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Dan tawakal adalah sikap
pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha dengan
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar