MAKALAH
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5 :
ANGGA ABDUL MALIK
DAMAYANTI
ARSELAWATI
Mata Kuliah :
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
PRODI :
Manajemen Pendidikan Islam
SEMESTER :
II (DUA)
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “LINGKUNGAN PENDIDIKAN”
Makalah
ini berisikan tentang pengertian, fungsi, ragam bentuk, dan peranan lingkungan
pendidikan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Karawang, 30 juni 2014
Penyusun
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang
dapat dan perlu dikembangkan melalui pengalaman yang terbentuk dalam
berinteraksi antar individu dengan lingkungan tempat tinggalnya yang dapat
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan, serta proses dalam
menjalani kehidupannya memalui lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Maka dari itu, pendidikan perlu ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang
baik. Karena lingkungan pendidikan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dalam berinteraksi baik berupa benda mati, makhluk hidup, maupun
hal-hal yang terjadi dan sebagai tempat dalam menyalurkan
kemampuan-kemampuan untuk membentuk perkembangan setiap individu yang mempunyai
pengaruh kuat kepada individu.
Rumusan masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa pengertian lingkungan pendidikan ?
2. Apa saja fungsi lingkungan pendidikan ?
3. Apa saja yang termasuk dalam ragam bentuk
lingkungan pendidikan ?
4. Bagaimana peranan lingkungan pendidikan
terhadap pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu
lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai
segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal
nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang,
kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk di
dalamnya pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup, ataupun
peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang
dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat
pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini
kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis
dan tanggungjawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga
tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak,
lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usha sadar
dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan, sedang ynag lain disebut
pengaruh. Lingkunga yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada
tiga, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Ketiga lingkunga ini disebut lembaga pendidikan atau satuan
pendidikan.
Lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok
manusia yang Karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya
pendidikan. Badan pendidikan itu bertugas memberi pendidikan kepada si terdidik
(Marimba,1980). Secara umum fungsi lembaga pendidikan adalah menciptakan
situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung.
Menurut Hasbullah (2003) lingkungan
pendidikan mencakup :
v Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim,
keadaan tanah, keadaan alam.
v Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan
warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan,
pandangan hidup, dan pandangan keagamaan.
v Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau
masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan dan lainnya.
Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif
apabila memberikan pengaruh sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan.
Lingkungan bersifat negatif apabila berpengaruh secara kontradiktif dengan arah
dan tujuan pendidikan. Maka intensitas pengaruh lingkungan terhadap peserta
didik tergantung sejauh mana anak dapat menyerap rangsangan yang diberikan
lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu memahami dan memberikan
fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
B. FUNGSI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Diantara fungsi lingkungan pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. Lingkungan pendidikan dapat menjamin
kehidupan emosional peserta didik untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan
emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
2. Lingkungan pendidikan membantu peserta
didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan
fisik, sosial, maupun budaya, terutama berbagai sumberdaya pendidikan yang
tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal.
3. Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai
wahana yang amat besar bagi perkembangan individu dan masyarakat dalam
memperluas dan mempercepat usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk
menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
5. Di dalam lingkungan pendidikan dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk
karier, akademik, kehidupan beragama, kehidupan sosial budaya, maupun
keterampilan lainnya.
C. RAGAM BENTUK
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang
memperoleh pendidikan secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu,
lingkungan pendidikan ada yang bersifat sosial dan material. Lingkungan
pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga
yang disebut denga Tri Pusat Pendidikan,yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Manusia ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan
lemah. Tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya, ia tidak bisa
berbuat banyak. Di balik keadaannya yang lemah itu ia memiliki potensi baik
yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di
lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu
keluaraga merupaka kelompok primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil
karena hubungan sedarah yang bersifat informal dan kodrati dan menjadi lembaga
pendidikan tertua. Keluarga bisa berbentuk keluarga inti (nucleus
family : ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (di
samping inti, ada orang lain seperti kakek, nenek, ipar dan lain sebagainya).
Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga
biasanya menghadapi hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Anak kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
2) Pigur orangtua
yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
3) Sosial ekonomi
keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa menunjang belajar.
4) Kasih sayang
orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk memanjakan anak.
5) Orangtua yang
tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan orangtua yang terlalu
tinggi.
6) Orangtua yang
tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
7) Orangtua yang
tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama
sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga,
anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Keluarga didasarkan pada
cinta kasih yang sangat natural, sehingga suasana pendidikan yang berlangsung
di dalamnya berdasarkan kepada suasana yang tanpa memikirkan hak.
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar, agama, dan nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup
yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan dalam
masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap
pendidikan anaknya, meliputi hal-hal berikut.
1. Dorongan/motivasi
cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini
mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggungjawab, dan mengabdikan
dirinya untuk sang anak.
2. Dorongan/motifasi
kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap keturunannya.
Tanggungjawab moral ini meliputi nilai-nilai religius spiritual yang dijiwai
ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing di samping didorong oleh
kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga.
3. Tanggungjawab
sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian
dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab pendidikan yang
menjadi beban orangtua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka
hal-hal berikut.
1. Memelihara dan
membesarkan anak.
2. Melindungi dan
menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun rohaniah sesuai dengan falsafah hidup
dan agama yang dianutnya.
3. Member
pengajarandalam arti yang luas.
4. Membahagiakan
anak baik di dunia dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari
orangtua meliputi tujuh hal, yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar
pendidikan sosial, dasar pendidikan intelek, dasar pembentukan kebiasaan
pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, dasar pendidikan kekeluargaan, dasar
pendidikan nasionalisme, dan dasar pendidikan agama.
Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi
perlakuan, keluarga terhadap anak, kedudukan anak dalam keluarga, keadaan
ekonomi keluarga, keadaan pendidikan keluarga, dan pekerjaan orangtua.
Dari lingkungan keluarga yang harmonis mampu
memancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, karena dikatakan pendidikan
pertama pada bayi atau anak itu berkenalan dengan lingkungan serta mendapat
pembinaan pada keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi
dan terbatasnya orangtua dalam kedua hal tersebut, orangtua sangat penting
dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan mansyarakat. Sekolah memegang
peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa
anak. Karena itu di samping keluagra sebagai pusat untuk pendidikan, sekolah
pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak.
Pendidikan di sekolah mencakup pendidikan umum dalam
mempersiapkan peserta didik menguasai kemampuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan atau memasuki lapangan kerja. Pendidikan sekolah biasanya disebut
sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar,
tujuan, isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit, sistematis,
dan distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan
formal, terlihat pada tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada
masing-masing jenis da tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab berikut ini.
1) Tanggung jawab
formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang pendidikan.
2) Tanggungjawab
keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang
dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
3) Tanggungjawab
fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian
rupa agar lebih efektif dan efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang.
System klasikal memungkinkan sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh
seorang atau beberapa orang guru sebagai fasilitator. Sekolah memiliki cirri
jenjang dapat dijelaskan sebagi berikut.
a) Jenjang lembaga,
sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai
perguruan tinggi (PT). sebagian dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional
dan sebagian lainnya dikelola oleh Departemen Agama.
b) Jenjang kelas,
berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa mengikuti pendidikan pada
kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu menyelesaikan pendidikan di
tingkat sebelumnya. Jenjang kelas ini bervariasi, yaitu di tingkat SD/MI
terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri dari tiga kelas, SMA/MA/sederajat
terdiri dari tiga kelas, sedangkan di Perguruaan Tinggi tidak ditentukan dengan
jenjang kelas.
Sekolah dianggap sebagai suatu lingkungan yang paling
bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-muridnya, lebih-lebih bila dikaitkan
dengan pengabdian sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat bersaing
secara global. Maka pembangunan sekolah dianggap sebagai investasi yang
prosfektif demi menyongsong kemajuan bangsa.
3. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat tampaknya sudah
lebih maju dibandingankan dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Karena masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan
yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan
hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan akan
mewarnai keadaan masyarakat tersebut.
Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab
pendidikan. Pendidika kemasyarakatan merupakan wahana yang amat besar artinya
bagi perkembangan individu dan masyarakat sebagai gerakan yang memperluas dan
mempercepat usaha mencerdaskan bangsa.
Dalam menjalani pendidikan di lingkungan masyarakat
biasanya akan mengalami kesulitan-kesulitan, antara lain :
1. Lingkungan fisik
dan nonfisik yang kurang menguntungkan. Lingkungan yang demikian akan banyak
menghambat anak dalam belajar.
2. Tugas yang diberikan
lembaga terlalu berat/banyak, sehingga anak tidak dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik. Terlalu banyaknya kegiatan yang diikuti dalam waktu yang
terbatas, bisa menjadi penyebab kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dengan
baik dan akan mengalami kesulitan, yang akhirnya hasilnya akan kurang.
3. Apabila nilai
dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan dengan nilai/adat yang ada di
masyarakat maka akan timbul konflik nilai. Kalau terjadi hal demikian biasanya
anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dalam diri terhadap lingkungan
tersebut. Keadaan yang demikian biasanya akan berpengaruh terhadap upaya
belajar anak.
Setiap masyarakat mempunyai mempunyai cita-cita,
peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Pendidikan dalam Lingkungan
kehidupan.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang
dalam masyarakat meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan
pembentukan pengetahuan sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan.
Pendidikan dalam pergaulan masyarakat terutama banyak
sekali lembaga-lembaga pendidikan seperti masjid, surau atau langgar, musholla, madrasah,
pondok pesantren, pengajian, kursus, dan badan-badan pembinaan rohani.
D. PERANAN
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak,
lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam memberikan penraguh
tersebut. Diantara peranan lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Peranan Lingkungan Keluarga
Sangat besar peranan kelurga dalam pendidikan, karena
keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan pendidikan kepada anak.
Peranan keluarga tersebut diantaranya adalah :
·
Sebagai pembentuk pola pikir anak, karena di dalam
keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
·
Sebagai pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak,
pengalaman ini merupakan factor yang sangat penting bagi perkembangan
berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya.
·
Sebagai lingkungan pendidikan yang memberikan
keteladanan, karena keteladanan orangtua akan menjadi tolat ukur dan menjadi
wahana pendidikan moral.
·
Sebagai lingkungan pendidikan yang berperan dalam
meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.
2. Peranan Lingkungan Sekolah
Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan
anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Maka dari itu, sekolah memegang peranan
penting dalam pendidikan. Karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak dan
sekolah pun berperan dalam pembentukan kepribadian anak. Diantara peranan
sekolah dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
·
Sebagai pendidikan formal yang menumbuhkembangkan
dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar anak mampu menolong
dirinya sendiri dalam hidup sebagai makhluk individu dan makhluk sosial melalui
pembekalan dalam semua bidang studi.
·
Sebagai lingkungan pendidikan yang perlu memberikan
pemahaman tentang pendidikan pancasila, agama, dan pembinaan watak sesuai
dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
·
Sebagai lingkungan pendidikan yang haru mewujudkan
cita-cita bangsa dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Peranan Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai andil yang besar dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam peranannya antara lain :
Pendidikan manusia sebagai makhluk individu,
lingkungan masyarakat berperan dalam membantu pembentukan manusia yang cerdas,
sesuai dengan kondisi dan fungsi dari masing-masing pendidikan tersebut.
·
Pendidikan manusia sebagai makhluk susila
(kemasyarakatan), yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila
sebagai falsafah hidup bangsa, dan pancasila sebagai dasar negara.
·
Pendidikan manusia sebagai makhluk sosial, lingkungan
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung memang ditumbuhkembangkan
sebagai makhluk individu dan susila, yang secara bersama-sama mampu menciptakan
kehidupan bersama secara bertanggungjawab, untuk mencapai kesejahteraan sosial
yang dinamis dengan sikap makaryanya.
·
Pendidikan manusia sebagai makhluk religious, maka
lingkungan masyarakat banyak memberikan andil dalam pembekalan yang berhubungan
dengan masalah keagamaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Lingkungan pendidikan adalah tempat
seseorang memperoleh pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan
pendidikan terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat..
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan.
Disinilah pertama kali ia mengenal nilai dan norma. Pendidikan di lingkungan
keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuhkembangkan anak sebagai
makhluk individu, sosial, susila,dan religius.
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah
ia mendapatkan pendidikan yang intensif. Disinilah potensi anak akan
ditumbuhkembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orangtua dan
masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di lingkungan masyarakat anak akan mendapat
pendidikan. Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga yang ikut
bertanggungjawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa..
Semua lingkungan pendidikan sangat berperan besar
dalam pelaksanaan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik
bagi diri peserta didik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial,
susila, serta makhluk religius.
SARAN
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu
memberikan keteladanan dalam hal berprilaku, memberikan fasilitas dalam hal
mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan semua itu harus
ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang kondusif.
−
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
−
Kiswan. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Ciamis
: Darussalam.
−
Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta
: PT Rineka Cipta.