SELAMAT MEMBACA SOBAT... SEMOGA BERMANFAAT AMIIN... BB : 542B97DF

Jumat, 27 Juni 2014

SAINS

SAINS

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.[1] Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.[2]
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Sains merupakan ilmu yang tidak lepas dari aktifitas kehidupan kita sehari-hari. Tentunya kita sudah terbiasa dengan fenomena-fenomena alam disekitar kita, tetapi tidak sedikit dari kita yang belum memahami bagaimana proses dari fenomena tersebut, bagaimana hukum atau teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan, dan apakah hakikat dari ilmu sains itu, bagaimana cara sains menyelesaikan masalah, dan apa sajakah manfaat sains dalam kehidupan kita. Hal tersebut akan dibahas lebih luas dan mendalam dalam makalah ini.
A.   ONTOLOGI SAINS
1.    Hakikat Sains
Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang objeknya rasional dan empiris. Yang dimaksud dengan masalah rasional adalah menguji kebenaran hipotesis dengan akal. Apabila bisa diterima dari segi kerasionalannya atau dengan kata lain masuk akal maka hipotesis itu sah. Maksud dari masalah rasional yaitu adanya hubungan sebab akibat. Pada dasarnya cara kerja sain adalah kerja mencari hubungan sebab-akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain, (Fred N. Kerlinger, 1973). Sedangkan yang dimaksud dengan masalah empiris adalah dengan menguji hipotesis dengan prosedur metode ilmiah. Rumus baku metode ilmiah adalah logico-hypotetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis dan ajukan bukti empirisnya).

2.    Struktur Sains
Secara garis besar sains dibagi menjadi dua cabang yakni sains kealaman dan sains sosial, tetapi dalam struktur sains juga terdapat ilmu yang mendukung dan dijadikan sebagai pelengkap atau humaniora.
1)   Sains Kealaman
Dalam sains kealaman meliputi Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumi, dan Ilmu Hayat.
2) Sains Sosial
Sedangkan dalam sains sosial meliputi Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan Politik.
3) Humaniora sebagai pelengkap
Humaniora meliputi Seni, Hukum, Filsafat, Bahasa, Agama dan Sejarah.
B. EPISTIMOLOGI SAINS
1. Objek Pengetahuan Sains
Objek pengetahuan sains ialah semua objek yang diteliti oleh sains. Semua objek tersebut bersifat empiris. Objek kajian sains meliputi objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia, (Jujun S. Suriasumantri, 1994). Yang dimaksud pengalaman di sini ialah pengalaman indera. Objek yang dapat diteliti oleh sains seperti fenomena-fenomena alam sekitar, manusia, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
2. Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Cara memperoleh pengetahuan sains adalah lewat akal. Karena akal dianggap mampu dan setiap orang bekerja berdasarkan aturan yang sama yakni logika alami yang ada pada akal setiap manusia.
Berkembangnya sains didorong oleh berkembangnya paham Humanisme yang telah lahir pada zaman Yunani Kuno. Arti dari paham ini adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam. Kemudian humanisme melahirkan rasionalisme.Rasionalisme yaitu paham yang mengatakan bahwa akal adalah pencari dan pengukur pengetahuan. Empirisme yaitu paham yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Sedangkan, Positivisme ialah paham yang mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empiris dan terukur. Metode ilmiah mengatakan bahwa untuk memperoleh suatu kebenaran maka harus  dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificartif. Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian ajukan hipotesis (berdasarkan logika itu), kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. Metode Ilmiah secara teknis dan rinci dijelaskan dalam satu bidang ilmu yang disebut Metode Riset yang menghasilkan Model-model Penelitian.
3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sains
Ukuran kebenaran sains adalah sebuah teori dianggap benar jika dapat ditemukan bukti empiris. Jika jika teori itu selalu didukung bukti empiris, maka teori itu naik tingkat keberadaannya menjadi hukum atau aksioma. Mayoritas, menganggap bahwa hipotesis bersifat kemungkinan, antara yang benar dan yang salah sama besar. Padahal di dalam sains, hipotesis adalah pernyataan yang sudah benar secara logika, tetapi belum ada bukti empirisnya. Hipotesis dianggap benar jika sudah ada keterangan logis, belum atau tidak adanya bukti empiris tidak menyebabkan hipotesis tersebut salah. Dari hal tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelogisan suatu hipotesis lebih penting dari pada bukti empirisnya.



C. AKSIOLOGI SAINS
1. Kegunaan Ilmu Sains
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya pengetahuan sains memiliki nilai guna yang membatu hubungan kehidupan manusia dengan alam sekitarnya. Paling sedikit ada tiga kegunaan teori sains antara lain sebagai alat eksplanasi, sebagai alat peramal dan sebagai alat pengontrol.
a.) Teori Sebagai Alat Eksplanasi
Sains merupakan suatu sistem eksplanasi yang paling dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya dalam mempelajari masa lampau, menjalani masa sekarang, serta mempersiapkan untuk masa depan, (T. Jacob, 1993). Menurut teori sains pendidikan, anak-anak yang orang tuanya cerai atau sering disebut broken home, pada umumnya akan berkembang menjadi anak yang nakal. Penyebabnya ialah karena anak-anak itu tidak mendapat pendidikan yang baik dari kedua orang tuanya. Padahal pendidikan dari kedua orang tua amat penting dalam pertumbuhan anak menuju dewasa.
b.) Teori Sebagai Alat Peramal
Ketika membuat eksplanasi, biasanya para ilmuwan telah mengetahui faktor yang menyebabkan timbulnya suatu gejala. Dari faktor tersebut para ilmuwan dapat membuat sebuah ramalan atau prediksi. Sebagai contoh, jika banyak kasus perceraian antara hubungan rumah tangga, maka dapat diramalkan bahwa kenakalan remaja akan meningkat, meningkatnya aksi anarkis remaja seperti pada kasus geng motor.
c.) Teori Sebagai Alat Pengontrol
Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat ramalan atau prediksi dan alat pengontrol. Perbedaan antara prediksi dengan alat pengontrol adalah prediksi lebih cenderung bersifat pasif, karena ketika timbul gejala tertentu, maka kita dapat membuat prediksi, misalnya akan terjadi keadaan atau kondisi tertentu pula. Sedangkan alat pengontrol lebih bersifat aktif terhadap sesuatu keadaan, contohnya kita membuat tindakan efektif yang mampu meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari adanya suatu gejala tersebut.
Kita mengambil contoh seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yakni jika banyak kasus perceraian maka timbul prediksi kenakalan remaja akan meningkat. Dalam kasus ini kenakalan remaja disebabkan oleh minimnya perhatian orang tua terhadap perkembangan emosional anak mereka, sehingga mereka mencari sendiri guru yang mampu mengajari mereka bagaimana cara bertahan hidup. Untuk mencegah meningkatnya kenakalan remaja yang disebabkan oleh perceraian orang tua mereka, maka harus diadakannya tindakan yang preventif dari kerabat dekat mereka seperti kakek atau nenek, paman atau bibi yang menggantikan peran orang tua mereka. Tindakan inilah yang disebut dengan ilmu sains sebagai alat pengontrol.
2.    Cara Sains Menyelesaikan Masalah
Dalam menyelesaikan masalah ada beberapa langkah di dalam sains yaitu pertama, dengan mengidentifikasi masalah. Dalam mengindentifikasi masalah ini biasanya dilakukan sebuah penelitian untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengetahui secara lebih mendetail pada gejala yang timbul di tengah kehidupan masyarakat. Kedua, dengan mencari teori tentang sebab-akibat yang diambil dari sebuah literatur. Hal ini bertujuan untuk mengetahui beberapa teori yang menjelaskan penyebab dari gejala yang timbul. Ketiga, dengan membaca kembali literatur. Setelah mengetahui penyebab dari gejala yang timbul maka kita harus membaca kembali literartur untuk mengetahui tindakan apa yang paling tepat untuk mengatasi gejala-gejala tersebut.


3.    Netralitas Sains
Netral biasanya diartikan tidak memihak. Dengan kata lain sains disebut netral artinya adalah sains tidak memihak pada kebaikan dan tidak juga pada kejahatan selain itu sains juga tidak memberikan nilai baik atau buruk, halal atau haram, sopan maupun tidak sopan. Sains hanya memberikan nilai benar atau salah. Pengertian tersebut menyebabkan bahwa sains itu netral atau sering diganti dengan istilah sains bebas nilai (value free) bukan terikat nilai (value bound).
Sains dianggap netral memiliki keuntungan dan juga kerugian sebagai berikut, apabila sains sebaiknya netral maka dampak positif yang diberikan adalah perkembangan sains akan cepat terjadi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya halangan dalam penelitian ketika memilih objek yang hendak diteliti, cara meneliti dan ketika menggunakan hasil penelitian. Di sisi lain, sebagian orang yang menganggap sains tidak netral, akan membatasi penelitian dalam memilih objek penelitian, cara meneliti ataupun menggunakan produk penelitian.
Suatu contoh ketika kita akan meneliti anatomi dan cara kerja jantung manusia, orang yang beranggapan bahwa sains tidak netral akan mengambil jantung hewan yang paling mirip anatominya dengan jantung manusia, akan meneliti jantung tersebut dengan cara tidak menyakiti hewan penelitiannya, dan menggunakan hasil dari penelitian tersebut hanya untuk kebaikan. Sedangkan, orang yang beraliran sains itu netral, kemungkinan akan mengambil jantung dari seorang tunawisma, tanpa mempedulikan objek penelitiannya merasa menderita atau tidak, serta menggunakan hasil dari penelitian tersebut secara bebas.
Paham sains netral sebenarnya telah melawan atau menyimpang dari maksud penciptaan sains, yang semula sains digunakan untuk membantu manusia dalam menghadapi masalah tetapi ini malah menambah masalah baru. Berdasarkan uraian sederhana sebelumnya, dapat disimpilkan bahwa  yang paling bijaksana adalah kita memihak pada pemahaman bahwa sains tidaklah netral. Sains adalah bagian dari kehidupan, sementara kehidupan secara keseluruhan tidaklah netral.

FILSAFAT SAINS
Filsafat sains adalah bidang sains yang mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari sains, yang termasuk di dalamnya antara lain sains alam dan sains sosial. Di sini, filsafat sains sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar