STRUKTUR FILSAFAT
Pada pokoknya struktur filsafat berkisar pada tiga
cabang:
Teori Pengetahuan
Teori Hakikat
Teori Nilai
Tiga cabang ini melahirkan cabang-cabang baru yang merupakan anak-anak cabang
dari ketiga cabang tadi.
1. TEORI PENGETAHUAN
Cabang filsafat yang membahas norma-norma atau teori tentang cara mendapatkan
pengetahuan dan membicarakan pula tentang bagaimana cara mengatur pengetahuan
itu sehingga menjadi pengetahuan yang benardan berarti. posisi terpenting dan
terutama dari teori pengetahuan adalah membicarakan apa sebenarnya hakikat
pengetahuan itu, cara berpikir dan hukum berpikir mana yang harus dipergunakan
agar kita mendapat pemikiran yang kemungkinan benarnya paling besar.
Ada dua cabang yang akan membahasnya:
Ø
Epistemologi
Ø
Logika
EPISTEMOLOGI
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme yang berarti knowledge atau pengetahuan dan logy berarti teori. Epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan, atau filsafat ilmu. Terdapat empat persoalan pokok dalam bidang ini:
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme yang berarti knowledge atau pengetahuan dan logy berarti teori. Epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan, atau filsafat ilmu. Terdapat empat persoalan pokok dalam bidang ini:
- Apa pengetahuan itu?
- Apa sumber-sumber pengetahuan itu?
- Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan
bagaimana kita mengetahuinya?
- Apakah pengetahuan kita itu benar(valid)?
Definisi pengetahuan
Pada dasarnya pengetahuan mempunyai tiga kriteria:
1)
Adanya
suatu sistem gagasan dalam pikiran.
2) persesuaian antara gagasan itu dengan benda-benda
sebenarnya.
3) adanya keyakinan tentang persesuaian itu.
Persoalan berikutnya yaitu tentang sumber pengetahuan
manusia. Louis Q. Kattsof mengatakan bahwa sumber pengetahuan ada
lima macam, yaitu:
1)
Empiris
yang melahirka aliran empirisme
2)
Rasio
yang melahirkan aliran rasionalisme
3)
Fenomana
yang melahirka aliran fenomenologi/fenomenalisme
4)
Intuisi
yang melahirkan aliran intuisionisme
5)
Metode
ilmiah yang menggabungkan antara Rasionalisme dan empirisme
LOGIKA
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk
berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan
mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam
tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan
masuk akal.
2. TEORI HAKIKAT
Hakikat artinya keadaan yang sebenarnya. Hakikat sebenarnya adalah keadaan
sebenarnya dari sesuatu itu. Teori hakikat merupakan cabang filsafat yang
membicarakan hakikat sesuatu.
Cabang teori hakikat:
Ontologi
Kosmologi
Theodecia
ONTOLOGI
Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat dari sesuatu
yang ada. Pertanyaan utama dalam ontologi adalah "Apa sebenarnya hakikat
dari sesuatu yang ada?". Ada empat macam aliran filsafat yang mencoba
memberikan jawaban atas persoalan tersebut:
1.Materialisme
2.Idealisme
3.Dualisme
4. Agnoticisme
KOSMOLOGI
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan
evolusi dari suatu subjek.
Alam fisik atau jagat raya (cosmos) merupakan objek penyelidikan ilmu-ilmu
alam, khususnya fisika. Ini berarti bahwa kosmologi adalah penyelidikan tentang
jagat raya fisik, terdiri dari dua bagian:
Penyelidikan filsafat mengenai istilah-istilah pokok yang
terdapat dalam fisika, seperti ruang dan waktu.
Pra-anggapan yang terdapat dalam fisika sebagai ilmu
tentang jagat raya.
Prinsip kosmologi tidaklah benar-benar sebuah
prisip, melainkan asumsi yang digunakan untuk membatasi dari begitu banyaknya
teori kosmologi yang mungkin. Prinsip ini diturunkan dari pengamatan alam
semesta dalam skala besar, dan menyatakan bahwa pada skala yang besar, alam
semesta adalah homogen dan isotropik.
HEODECIA
Cabang filsafat theodecia atau teologi membicarakan tentang dasar-dasar
ketuhanan dan hubungan manusia dengan Tuhan berdasarkan logika atau pendapat
akal manusia.
Theodecia tidak membicarakan Tuhan dari segi agama. Dalam theodecia terdapat
sejumlah aliran:
3. TEORI NILAI
ETIKA
Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,
antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat
orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang
normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan
manusia.
ESTETIKA
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah
ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana
seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah
sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang
sangat dekat dengan filosofi seni.
Esetetika berasal dari Bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Pertama
kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk
pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
1)
Studi
mengenai fenomena estetis
2) Studi mengenai fenomena persepsi
3)
Studi
mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek
teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat
akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa
romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah
keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu
dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan
berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi
benda.
Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu memiliki
rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai penerimaan masyarakat terhadap ide yang
dimunculkan oleh pembuat karya. Karena itulah selalu dikenal dua hal dalam
penilaian keindahan, yaitu the beauty, suatu karya yang memang diakui
banyak pihak memenuhi standar keindahan dan the ugly, suatu karya yang
sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan oleh masyarakat banyak
biasanya dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal ternyata
memperlihatkan keindahan.
Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat. Namun
rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh filsuf Plato
yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara
Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aturan, kesimetrisan, dan
keberadaan.
keindahan seharusnya memenuhi banyak aspek. aspek jasmani dan aspak rohani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar