SELAMAT MEMBACA SOBAT... SEMOGA BERMANFAAT AMIIN... BB : 542B97DF

Jumat, 14 November 2014

Ahkamul Huruf (hukum bacaan Al-quran)

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “HUKUM BACAAN AL-QURAN”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Hukum-hukum bacaan dalam Al-quran.

Melalui kata pengantar ini penulis & penyusun lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Amiin...

Karawang, 14 Oktober 2014
Penulis


ANGGA ABDUL MALIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar belakang
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu tajwid yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu masyarakat hanya sekedar  membaca tapi tidak mengetahui makna dan mengetahui hukum bacaan dalam Al-Qur’an tersebut.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas tentang Ahkamul huruf atau Hukum bacaan dalam Al-Quran karena materi ini masih banyak yang belum memahaminya.
Dalam materi Ahkamul Huruf ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata cara pembacaan Al-Qur’an karena dalam membaca Al-Qur’an tajwid mutlak digunakan karena didalam membaca Al-Qur’an salah penyebutan maka akan salah arti dan makna.

1.2 Rumusan masalah
Apa saja hukum bacaan dalam Al-Quran, dan pembagiannya ?..

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai hukum bacaannya.

1.4 Manfaat
Mendapatkan pengetahuan tentang Ahkamul Huruf atau Hukum Bacaan dalam Al-Quran


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Hukum nun mati & tanwin
Hukum nun mati dan tanwin adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam Al-Qur'an. Hukum ini berlaku jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf tertentu. Hukum ini terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1)      Idhar (اظهار)
Idhar artinya jelas atau terang, Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaanya di sebut idhar. Huruf halqi ada enam yaitu:اح خ ع غ   Contoh bacaan idhar:
Huruf
Nun mati
Tanwin  
ا
مَنْ اَمَنَ
رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
ح
عَنْ حَرَامِكَ
نَارٌحَامِيَّةٌ
خ
مَنْ خَشِيَ
ذَرَّةٍ خَيْرًا
ع
مِنْ عِلْمٍ
سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
غ
مِنْ غِلٍّ
اَجْرٌ غَيْرٌ
مِنْ هَادٍ
جُرْفٍ هَارٍ
2)      Idgham (اذغام)
Idgham artinya memasukan atau melebur, apabila nun mati atau tanwin bertemu huruf idgham yaitu: ي ن م و ل ر maka wajib di baca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati atau tanwin. Idgham terbagi dua: idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah.
a.       Idgham bighunnah
Hukum bacaannya wajib di baca berdengung dengan meleburkan suara nun mati atau tanwin ke dalam huruf idgham bighunnah yaitu: ي ن م و  
Contoh idgham bighunnah:
Huruf
Nun mati
Tanwin

ي
مَنْ يَقُوْلُ
يَوْمَئِذٍ يَصْدُ رٌ

Huruf
Nun mati
Tanwin
ن
مِنْ نِعْمَةٍ
حِكْمَةٍ نَا فِعَةٍ
م
مِنْ مَسْدٍ
عَا بِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
و
مِنْ وَرَاءِهِمْ
خَيْرٌ وَاَبْقَى
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu kata. Hukum bacaannya wajib dibaca idhar/jelas nun matinya. Contoh:دُنْيَا- بُنْيَانٌ  قِنْوَانٌ- صِنْوَانٌ-
b.      Idgham bilaghunnah
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau meleburkan tanpa berdengung. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bilaghunnah yaitu: ل ر
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:
Huruf
Nun mati
tanwin
ل
مِنْ لَدُ نْكَ
هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
ر
مِنْ رَبِّكَ
خَيْرٌ رَازِقِيْنَ

3)      Iqlab
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf   ب maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun mati atau tanwin berubah menjadi mim. Huruf iqlab hanya satu yaitu ب  .
Contoh bacaan iqlab:
Huruf
Nun mati
Tanwin
ب
مِنْ بَعْدِهِمْ
سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

4)      Ikhfa
Ikhfa artinya menyamarkan atau menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati atau tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan dibaca ikhfa apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu: ت- ث- ج- د- ذ- ز- س- ش- ص- ض- ط- ظ- ف- ق- ك
Contoh bacaan ikhfa:


Huruf
Nun mati
Tanwin
ت
فَمَنْ تَبِعَ
جَنَّتٍ تَجْرِى
ث
فَمَنْ ثَقُلَتْ
شِهَا بٌ ثَاقِبٌ
ج
اِنْ جَاءَكُمْ
خَلْقٍ جَدِ يْدٍ
د
اَنْدَا دًا
دَكَّا دَكَّا
ذ
مِنْ ذَهَبٍ
نَا رًا ذَاتَ لَهَبٍ
ز
وَاَنْزَلْنَا
صَعِيْدًا زَلَقًا
س
اَلْاِ نْسَانٌ
سَلَمًا سَلَمًا
ش
مِنْ شَرِّمَا خَلَقْ
عَذَا بٍ شَدِ يْدٍ
ص
عَنْ صَلاَ تِهِمْ
عَمَلًا صَا لِحًا
ض
مَنْضُوْدٍ
مُسْفِرَةٌ ضَا حِكَةٌ
ط
مِنْ طَيِّبَا تٍ
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ
ظ
مِنْ ظُهُوْرِهِمْ
حُرَّاءً ظَاهِرَةً
ف
اَنْفُسِهِمْ
مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
ق
مِنْ قَبْلِ
رِزْقًا قَالُوْا
ك
مَنْ كَانَ يَرْجُوْ
نَا صِيَةٍ كَا ذِ بَةٍ

        2.          Hukum mim mati
Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana halnya hukum nun mati. Mim mati atau mim sukun apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idgham mimi, dan idhar syafawi.
1)      Ikhfa syafawi
Ikhfa syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim. Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب  ) . adapun cara membanya adalah di bunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh : وَمَالَهُمْ بِذَالِكَ – تَرْمِيْهِمْ بِحِجَا رَةٍ
2)      Idgham mimi
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengan mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis.
Contoh :  وَمَالَهُمْ مِنَ اللهِ – اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
3)      Idhar syafawi
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.huruf-huruf idhar syafawi adalah 26 huruf yaitu: ا- ت- ث- ج- ح- خ- د- ذ- ر- ز- س- ش- ص- ض- ط- ظ- ع- غ- ف- ق- ك- ل- ن- و- ه- ي
Contoh : فَلَهُمْ اَجْرٌ – عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ- وَلَهُمْ عَذَابٌ

        3.          Hukum RO’
Hukum membaca ro’ itu ada dua yaitu:
1)      Tafkhim
Yaitu ro’ yang dibaca berat atau tebal ketika mengucapkan huruf ini, maka bibir dibawah terangkat naik. Sedangkan untuk ukuran getaran ro’ paling banyak adalah tiga getaran dan tidak boleh lebih dari tiga getaran. Adapun ciri-ciri ro’ yang dibaca tebal adalah sebagai berikut:
a.       Ro’ yang berharokat fathah atau dhommah. Contoh :رَحْمَةٌ – رَبَّنَا
b.      Ro’ mati jatuh setelah harokat fathah atau dhommah. Contoh: يَرْزَقُ – يُرْزَقُوْنَ
c.       Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh dan bertemu drngan huruf isti’la dalam satu kalimat. Jumlah hurufnya ada tujuh yaitu: خ- ص- ض- غ- ط- ظ- ق. Contoh :   لَبِا لْمِرْصَادِ – مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ
Tetapi jika ro’ mati jatuh setelah kasroh dan meskipun bertemu dengan huruf isti’la tetapi tidak dalam satu kalimat, maka ro’ tetap dibaca tipiz.
Contoh :قَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلاَ
d.      Ro’ mati didahului oleh hamzah washol (baik harokat fathah, kasroh, atau dhommah). Contoh : اِرْجِعِى
2)      Tarqiq
Yaitu ro’ yang dibaca tipis atau ringan. Sedangkan ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a.       Semua ro’ yang berharokat kasroh, baik diawal, tengah, atau akhir kalimat. Contoh : كَا فِرِيْنَ- اَرِنَا الَّذِيْنَ
b.      Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh asli dan sambung sekaligus tidak bertemu dengan salah satu huruf isti’ladalam satu kalimat. Contoh :
وَقَالَفِرْعَوْنَ- وَاصْطَبِرْ
c.       Semua ro’ yang mati tidak asli (karena waqof) baik ro’ berharokat fathah, dhommah atau kasroh dan selama ro’ tidak jatuh setelah harokat fathah atau dhommah. Contoh : اَلسَّحْرُ- اَلسَّرا ئِرُ
d.      Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh meski bertemu dengan huruf isti’la tetapi tidak dalam satu kalimat. Contoh : وَلَا تُصَعِّرُ خَدَّ كَ
e.       Ro’ mati sebab waqof dan didahului oleh ya mati. Contoh : خَيْرٌ- خَبِيْرٌ



        4.               Hukum nun dan mim yang bertasydid
Apabila ada huruf nun dan mim bertasydid maka hukum bacaannya disebut ghunnah. Adapun tempat keluarnya ghunnah pada jalur hidung, sedangkan lamanya bacaan ghunnah adalah satu alif atau dua harokat, membacanya harus harus dibaca dengan suara dengung.
Contoh:  بِرَبِّ النَّا سِ- ثُمَّ كَلَّا
        5.               Hukum lam ta’rif (Alif Lam)
Berdasarkan cara membacanya alif lam di bagi menjadi 2 macam:
1)      Alif lam qamariyah
Yakni alif lam yang dibaca jelas tanpa melebur bacaannya, ketika menghadapi salah satu huruf alif lam qamariyah. Adapun huruf alif lam qamariyah ada 14 yaitu: ا- ب- ج- ح- خ- ع- غ- ف- ق- ك- م- و- ه- ي
Contoh: اَلْاَحَدُ- اَلْبَصِيْرُ- اَلْحَمْدُ- اَلْخَبِيْرُ- اَلْكَرِيْمُ
2)      Alif lam syamsiyah
Yakni alif lam yang dibaca idgham, membaca alif lam ini dileburkan kepada huruf setelahnya (masuk kedalam huruf berikutnya) apabila bertemu dengan salah satu huruf alif lam syamsiyah. Adapun huruf alif lam syamsiyah ada 14 yaitu: ت- ث- د- ذ- ر- ز- س- ش- ص- ض- ط- ظ- ل- ن
Contoh: اَلصَّلَاةُ- اَلدِّيْنُ- اَللَّيْلُ- اَلنَّوْرُ- اَلرَّحِيْمِ
        6.               Hukum qalqalah
Qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap. Adapun huruf qalqalah ada lima yaitu: ق- ط- ب- ج- د. Qalqalah terbagi dua yaitu:
1)      Qalqalah kubra (besar) yaitu qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf. Cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh: مَاخَلَقَ- اُوْلُوا الْاَلْبَابِ- زَوْجٍ بَهِيْجٍ
2)      Qalqalah sugra (kecil) yaitu huruf qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf padanya. Cara membacanya kurang dikeraskan qlqalahnya.
Contoh: يَقْطَعُوْنَ- اِلَّا اِبْلِيْسَ- وَمَا اَدْرَاكَ


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hukum bacaan dalam Al-Quran yang dibahas dalam makalah ini ada enam, yaitu:
·         Hukum nun mati dan tanwn, hukum ini terdiri dari empat jenis yaitu: Idhar, idgham, Iqlab dan Ikhfa.
·         Hukum mim mati, hukum ini terdiri dari tiga jenis yaitu: ikhfa syafawi, idgham mimi, dan idhar syafawi.
·         Hukum Ro’, hukum ini terbagi dua yaitu: Ro’ tafkhim dan Ro’ tarqiq.
·         Hukum nun dan mim yang bertasydid, hukum bacaan yang disebut ghunnah.
·         Hukum Lam Ta’rif (Alif Lam), berdasarkan cara membacanya terbagi dua yaitu: Alif lam qamariyah dan Alif lam syamsiyah.
·         Hukum qalqalah, hukum ini terbagi dua yaitu: qalqalah kubra dan qalqalah sugra.

Saran
Untuk para peneliti dan para penyusun makalah selanjutnya  diharapkan kedepannya agar lebih baik lagi. Baik dari segi bahasa maupun penyajiannya   serta dapat lebih banyak lagi mendapat  referensi  buku atau sumber yang    lainnya untuk menjadi acuan atau dasar pembelajaran.


 DAFTAR PUSTAKA

-          Al-Quran